Jumat, 11 Mei 2012
Ibrani 7 : 24 - 27
PENYELAMAT
SEMPURNA
Setiap orang tentu ingin
selamat dari segala bahaya yang mengancam hidupnya, dapat dipastikan semua itu
diupayakan dengan berbagai macam cara, ada pula yang memakai tenaga bayaran
bahkan menggunakan cara yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Dalam nas ini
dikatakan karena itu ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang
yang oleh Dia datang kepada Allah (ayat 24). Namun mengapa orang masih mencari
penyelamat lain yang tidak sempurna ? inilah problema dunia sepanjang jaman.
Kalau kita membaca Koran
atau media lainnya, banyak yang menjanjikan sesuatu kemudahan untuk menjadi
orang kaya, menjadi cantik, ganteng dan disenangi banyak orang dengan tawaran
dunia yang sangat menjanjikan, bahkan ada berani memberi jaminan berhasil.
Kalau memang bisa demikian maka tidak perlu lagi iman. Semuanya hanyalah janji
dunia. Penyelamatkah itu ? Jawabnya adalah tidak karena tidak berdasarkan Tuhan
Yesus Kristus, jadi setiap yang tidak bersumber dari Tuhan maka tidak layak
dijadikan penyelamat hidup kita.
Seperti yang tertulis
dalam ayat 26 dan ayat 27 bahwa Iman Besar telah datang dan sangat diperlukan
oleh kita, Dia yang soleh, tanpa cacat, tanpa noda yang terpisah dari
orang-rang yang berdosa dan lebih tinggi dari tingkat-tingkat sorga. Sungguh
berbeda dengan iman-iman besar lainnya yang setiap hari harus mempersembahkan
korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab
hal itu sudah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika ia
mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. Dialah Yesus sebagai Imam
Besar karena itu ia sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh
Dia datang kepada Allah.
Penyelamat sempurna telah
datang dan dia disebut sebagai Iman Besar, tentunya banyak orang gembira
menyambutnya, Dia tanpa noda, tanpa cela, Dia kudus, mari kita sambut dengan
suka cita karena Dia sumber segala kehidupan. Tidak ada yang bisa
menandinginya. Puji Tuhan. Amin (KAP)
Kejadian 22 : 1 - 13
JADILAH
TAHAN UJI
Abraham dengan segera pagi
– pagi memasang pelana keledainya dengan memanggil dua orang bujangnya beserta
Ishak anaknya, Ia juga membelah kayu untuk korban bakaran, lalu berangkatlah ia
dan pergi ketempat yang dikatakan Allah kepadanya (ayat 3). Ini adalah respon
Abraham terhadap Firman Allah yang meminta dia mempersembahkan korban bakaran
yaitu anak yang tunggal dan dikasihinya. Sungguh tindakan di luar akal pikiran
kita, seorang anak yang sudah diberikan Allah kepadanya tetapi sekarang harus
dipersembahkan ! sangat menyedihkan yang dirasakannya, dia tidak protes, tetapi
dengan patuh dia laksanakan perintah Tuhan.
Setelah melakukan
perjalanan yang panjang, maka pada hari yang ketiga Abraham meminta bujangnya
menunggu disuatu tempat, lalu ia bersama dengan Ishak pergi ketempat yang
dikatakan Allah kepadanya dengan mendirikan Mezbah. Sempat sebelumnya Ishak
bertanya pada Abraham tentang domba mana yang akan dipersembahkan tetapi ia menjawab bahwa Allah yang akan
menyediakannya. Ini adalah jawaban yang tulus tanpa ada keraguan akan Allah
yang memerintahnya itu.
Selanjutnya Abraham
menyusun kayu , di ikatnya Ishak dan diletakkan di atas mezbah di atas kayu
api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk
menyembelih anaknya (ayat 10). Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit
kepadanya; Abraham, Abraham.” Sahutnya: Ya, Tuhan (ayat 11). Lalu Ia
berfirman: Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah
Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan –
segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku. Lalu ia menoleh dan melihat
seekor domba jantan dibelakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya (ayat 13).
Peristiwa yang akhirnya sangat menggembirakan,
Abraham telah di uji kepercayaan oleh Allah. Dalam nas ini tidak ada sedikitpun
terlihat kebimbangan yang ditunjukkan olehnya, kepercayaan kepada Allah
memenangkan dia dalam pergumulan. Bagaimana dengan iman kita, apakah sudah
teruji sehingga kita mampu menghadapi kehidupan ini tanpa khawatir dan
menyerahkan semua perkara ke dalam kasih penyertaan Tuhan ? Jawablah dalam iman.
Amin (KAP)
Kamis, 10 Mei 2012
Amos 8 : 11 – 12
LAPAR dan
HAUS Akan FIRMAN TUHAN
Lapar dan haus merupakan
sesuatu kondisi yang selalu terjadi dalam kebutuhan tubuh jasmani kita manusia,
tubuh akan pulih kembali kuat setelah kita makan dan minum sesuai dengan porsinya.
Ini dilakukan berulang – ulang setiap hari sampai dengan akhir hidup kita.
Tubuh juga bisa sakit jika tidak makan dan minum. Begitu pentingnya masalah ini
dalam kehidupan, tidak ada yang bisa hidup tanpa makan dan minum. Disamping
kebutuhan Jasmani ternyata kita juga memerlukan kebutuhan rohani yaitu Firman
Tuhan supaya dalam kehidupan adanya keseimbangan keduanya, yaitu untuk
melakukan yang terbaik buat Tuhan dan untuk keselamatan yang kekal buat diri kita.
Firman Tuhan dapat kita
temukan dalam alkitab, penginjil dan pengkotbah di gereja, dengan mudah kita
dapatkan dan yang terpenting adalah kesadaran kita akan mendengarkan dan
melaksanakan firman Tuhan, karena iman tumbuh dari pendengaran dan iman yag
teguh datang dari penderitaan. Jadi memang firman Tuhan itu merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Bagaimana halnya jika mengalami kelaparan
yaitu lapar akan firman Tuhan. Mungkin kita akan mengatakan tidak mengapa kalau
lapar akan firman Tuhan, yang penting adalah kebutuhan fisik tubuh.
Sesungguhnya, waktu akan
datang,” demikianlah Firman Tuhan Allah, “Aku akan mengirimkan kelaparan ke
negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air. Melainkan
akan mendengarkan Firman Tuhan (ayat 11). Mereka akan akan mengembara dari laut
ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan tetapi
tidak mendapatkannya (ayat 12). Tentu makna dari nas ini adalah orang
membutuhkan firman Tuhan tetapi tidak menemukannya, bahkan sampai mencari ke
penjuru dunia namun tidak didapatkan. Jadi harus bagaimana mengatasi kelaparan
akan firman Tuhan ? tentunya adalah mari kita perlengkapi hidup kita akan
firman Tuhan, supaya kita sudah siap menghadapi kelaparan jika melanda negeri
ini, kapanpun itu terjadi. Kiranya Tuhan memberkati hidup kita. Amin (KAP)
1 Timotius 5 : 5 - 8
SEORANG JANDA BERHARAPLAH HANYA KEPADA
ALLAH
Sedangkan
seorang janda yang benar – benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh
harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam (ayat
5). Kutipan ayat dalam nas hari ini memang sengaja dituliskan supaya kita dapat
membacanya langsung redaksi kalimatnya. Ternyata Tuhan memberkati seorang janda
walau apapun latar belakangnya. Bisa saja seorang janda adalah sebagai ibu
rumah tangga yang tidak bekerja tetapi tumpuan hidupnya hanya kepada suami,
tetapi setelah suaminya dipanggil Tuhan, apa yang terjadi selanjutnya bagi
keluarga tersebut. Ternyata kasih Tuhan luar biasa ; mereka tetap dipelihara
oleh Tuhan dan bisa terpenuhi kebutuhannya. Tidak bisa kita membuat rumusan
matematikanya, darimana jalannya, mengapa bisa demikian dan banyak perrtanyaan
lainnya yang timbul. Karena memang karunia dan berkat Tuhan tidak dapat diukur
oleh apapun di dunia ini.
Kata
kunci pertolongan Tuhan terhadap seorang janda dalam nas ini adalah : 1). Dia
harus menaruh harapan kepada Allah. 2). Dia harus tekun dalam permohonannya.
3). Dia berdoa siang dan malam. Tetapi Tuhan juga mengingatkan dengan tegas
kepada seorang janda untuk tidak hidup mewah dan berlebih – lebihan karena jika
itu dilakukannya maka ia sama dengan mati walaupun ia masih hidup (ayat 6).
Peringatan ini harus di indahkan, termasuk janda tersebut hidup harus tidak bercela (ayat 7). Memang
tantangan luar biasa bagi para janda tidak mudah untuk menjalankannya, tetapi
pasti bisa karena Tuhan tahu manusia mampu melakukan perintahNya.
Marilah
kita menghormati janda yang benar – benar janda (ayat 3). Jika kita mempunyai
anggota keluarga yang janda, hendaklah kita memmbantunya sehingga dia jangan
menjadi beban jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu mereka yang benar –
benar janda (ayat 16). Kasih Tuhan selalu melindungi. Amin (KAP)
1 Timotius 5 : 1 - 4
TEGORLAH
SAUDARA SEIMAN DENGAN KEMURNIAN
Dalam
hidup kita tentunya tidak lepas dari hubungan interaksi dengan orang – orang yang
ada di sekitar kita, baik itu orang tua, saudara maupun para sahabat. Hubungan
baik akan tercipta jika semua pihak bisa saling menghargai dan bisa menempatkan
posisinya. Perselisihan akan timbul jika tidak mau saling mengerti satu sama
lain, bahkan tidak jarang menjadi perkara bahkan sampai ke pengadilan. Kalau
demikian tentunya tidak akan ada perdamaian, apalagi bagi yang dikalahkan dalam
putusan pengadilan, yang kalah akan berusaha naik banding demikian seterusnya.
Untuk itu dalam nas ini Tuhan mengajarkan kita untuk bersikap dan bertingkah
laku, bagaimana yang harus dilakukan ? Janganlah engkau keras terhadap orang
yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang – orang muda
sebagai saudaramu, perempuan – perempuan tua sebagai ibu dan perempuan –
perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian (ayat 1-2).
Orang
tua yang dimaksud tidak terbatas kepada orang tua kandung, melainkan setiap
orang yang lebih tua dari kita maka wajib diperlakukan sebagai bapa, jika ada juga
kesalahan orang tua maafkanlah dengan kasih, bukan berarti orang tua tidak ada
kesalahan dengan yang muda. Demikian pula sikap kita terhadap orang lebih muda,
perempuan tua dan perempuan muda harus diperlakukan sebagai saudara. Betapa
indahnya jika semua orang melakukannya, tentu tidak akan ada lagi perpecahan
dan perbuatan dosa lainnya yang dapat mengakibatkan hancurnya persaudaraan. Tidak
ada orang mau di hina, direndahkan apalagi sampai disakiti secara fisik. Sungguh
pengajaran Tuhan untuk berdamai manusia satu sama lain telah kita baca pada nas
ini, dapatkah kita melakukannya ? dan menjadi teladan bagi orang lain. Marilah
kita menjadi saudara seiman yang rukun………….. Salam damai………… Amin (KAP)
Langganan:
Postingan (Atom)