Posted: 07/06/2013 16:49
Menurut kesaksian Deasy Amrin --seorang blogger yang pernah satu pesawat dengan Jokowi, pria asal Solo itu tidak menunjukkan diri sebagai pejabat saat di pesawat. Deasy mengaku, saat itu ia dan suami sedang bertolak kembali ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo pada Minggu 26 Mei lalu.
Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah antrean panjang, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di belakang. Bukan hanya dirinya, hampir semua penumpang menoleh ke arah sumber gaduh itu.
Ternyata, ia melihat sosok Jokowi yang mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung. Tanpa diampingi ajudan, Jokowi menyandang sendiri ransel hitamnya di pundak dan ikut antre masuk ke pesawat dengan penumpang lainnya.
"Dia terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan ramah. Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomor satu di DKI, Joko Widodo yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi," tulis Deasy di blognya, adesmurf.wordpress.com, yang dikutip Liputan6.com, Jumat (7/6/2013).
Kelas Ekonomi
Keheranan Deasy tak sampai di situ. Ia mengaku menyaksikan sesuatu yang langka di negeri ini, seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrean masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas ekonomi!
"Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang pejabat. Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan dari hal tersebut," papar Deasy yang berprofesi sebagai Psikolog itu.
Jokowi, sambung Deasy, saat itu datang seorang diri tanpa kawalan. Sikap tubuhnya begitu alami, tenang dan apa adanya. Ia membaur dengan orang lain tanpa rasa canggung atau kedekatan buatan ala pejabat pada umumnya.
"Sikap yang saya yakini hanya bisa muncul lewat adanya keinginan tulus untuk menghargai orang lain, dari hatinya," lanjut Deasy.
Turun dari pesawat, sambungnya, Jokowi pun mengikuti jalur umum. "Ikut antre, turun tangga, dan menaiki bus bandara yang mengantarkan ke terminal kedatangan; seorang diri," ungkapnya.
"Kepala saya langsung berhitung mengalkulasi taksiran biaya yang bisa dihemat antara perjalanan beliau dibandingkan dengan para pejabat yang memerlukan antek-antek dan tetek bengek yang lebih ke arah tiada manfaat itu," tambah Deasy.
Apa yang diungkapkan Deasy, bertolak belakang dengan yang dilakukan Kepala BKPMD Bangka Belitung Zakaria Umar. Ia tega memukul pramugari Sriwijaya Air Nur Febriani. Zakaria tak terima karena ditegur lantaran menggunakan ponsel dalam pesawat.
Akibat dipukul Zakaria dengan koran, Febri pun mengalami luka lebam di belakang telinganya. Saat ini, Zakaria yang menjadi tersangka penganiayaan sejak kemarin itu masih ditahan di Mapolsek Pangkalan Baru, Bangka Belitung.
Polisi sudah memeriksa saksi korban dan saksi lainnya untuk menelusuri kronologi kasus ini. Zakaria dijerat Pasal 351 ayat 1 KUHP, dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara. (Mut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan Komentar yang positif dan membangun